Sosialisasi Pencegahan Paham Intoleran, Radikalisme, Ekstremisme, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Pelajar

Pandeglang, 10 Juni 2025, Guna meningkatkan ketahanan pelajar terhadap ancaman paham negatif yang dapat merusak persatuan bangsa, Badan Intelijen Negara Daerah Banten  menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Paham Intoleran, Radikalisme, Ekstremisme, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Pelajar, pada hari Rabu tanggal 10 Juni 2025 bertempat di Aula MAN 1 Pandeglang.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 420 orang yang terdiri dari siswa-siswi MAN 1 Pandeglang kelas X dan XI ditambah dengan Guru dan tenaga Kependidikan.  Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada generasi muda agar tidak mudah terpengaruh oleh ideologi menyimpang dan perilaku menyimpang seperti penggunaan narkoba dan bertindak kekerasan.

Acara ini dibuka oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Banten, Drs. H. Nanang Fatchurrochman, S.H., S. Pd., M.Pd. yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelajar adalah kelompok strategis yang harus dijaga dari ancaman ideologi transnasional yang menyimpang dan bahaya narkoba. “Ancaman paham intoleran, radikal, hingga terorisme kini menyasar generasi muda melalui berbagai platform, termasuk media sosial. Ditambah penyalahgunaan narkoba, hal ini menjadi kombinasi yang sangat berbahaya bagi masa depan bangsa,” ujar Nanang Fatchurrochman.

Dalam sesi materi, para peserta mendapatkan penjelasan dari narasumber yang berasal dari BINDA Banten, BNN Daerah Banten, dan Densus 88, serta tokoh agama dan Tokoh Agama Eks korban paham teroris. Materi yang disampaikan mencakup:

• Ciri-ciri dan pola penyebaran paham intoleran dan radikal di kalangan pelajar
• Strategi menangkal paham ekstremisme berbasis kekerasan
• Bahaya laten narkoba dan pengaruhnya terhadap mental dan masa depan generasi muda
• Peran pelajar sebagai agen toleransi dan pelopor gaya hidup sehat

Kegiatan ini juga diisi dengan diskusi interaktif, penayangan video edukatif, dan testimoni dari mantan penyintas narkoba yang kini menjadi aktivis penyuluhan.

Salah satu peserta, Miftah dari kels XI, menyatakan bahwa kegiatan ini membuka wawasannya.

“Saya jadi lebih paham bagaimana cara mengenali ajakan-ajakan yang berbahaya, baik di dunia nyata maupun di media sosial,” katanya.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para pelajar mampu menjadi duta perdamaian dan penyebar nilai-nilai kebangsaan serta menjauhi penyalahgunaan narkoba demi masa depan yang lebih baik.